Sabtu, 19 November 2011

ELEMEN MESIN


pengertian elemen mesin
Mesin mobil yang merupakan gabungan elemen mesin
Elemen mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan pada konstruksi mesin, dan setiap bagian mempunyai fungsi pemakaian yang khas. Dengan pengertian tersebut diatas, maka elemen mesin dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  • Elemen – elemen sambungan
-          Sambungan susut dan tekan
-          Sambungan paku keling
-          Sambungan ulir sekrup
-          Sambungan baut dan pin
-          Sambungan pengelasan
-          Sambungan solder dan brazing
-          Sambungan Adhesif
  • Bantalan dan elemen transmisi
-          Bantalan luncur
-          Bantalan gelinding
-          Poros dukung dan poros pemindah
-          Kopling tetap& tidak tetap
-          Rem
-          Pegas
-          Tuas
-          Sabuk dan Rantai
-          Roda gigi
  • Elemen-elemen transmisi untuk gas dan Liquid
-          Valve
-          Fittings
PRINSIP-PRINSIP DASAR PERENCANAAN ELEMEN MESIN
Perencanaan eleven mesin, pada dasarnya merupakan perencanaan bagian (komponen), yang direncanakan dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme dari suatu mesin.
Dalam  tahap-tahap perencanaan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang perlu  diperhatikan dalam memulai perencanaan eleven mesin meliputi :
  1. Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan
  2. Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat pembebanan tsb.
  3. Pemilhan bahan
  4. Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan
  5. Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan direncanakan.
  6. Penggunaan komponen Standard
  7. Mencerminkan suatu rasa keindahan (aspek estética)
  8. Hukum dan ekonoomis
  9. Keamanan operasi
  10. Pemeliharaan dan perawatan
Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut diatas, maka tahap-tahap perencanaan totalnya yaitu sbb :
  1. Menentukan kebutuhan
  2. Pemilihan mekanisme
  3. Beban mekanisme
  4. Pemilihan material
  5. Menentukan ukuran
  6. Modifikasi
  7. Gambar kerja
  8. Pembuatan dan kontrol koalitas
Yang dimaksud dengan tahap perencanaan tersebut diatas :
1.Menentukan kebutuhan
Menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan akan bagian-bagian yang akan direncanakan, sesuai dengan fungsinya
2. Pemilihan mekanisme
Berdasarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat dari bagian mesin tersebut. Misalnya untuk memindahkan putaran poros keporos yang digerakan dipilih roda gigi payung.
3. Beban mekanis
Berdasarkan mekanisme yang telah ditentukan, beban-beban mekanis yang akan terjadi harus dihitung berdasarkan data yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga didapat jenis-jenis pembebanan yang bekerja pada elemen tersebut.
4. Pemilihan bahan (material)
Untuk mendapatkan bagian mesin yang sesuai dengan kekuatannya, dilakukan pemilihan bahan dengan kekuatan yang sesuai dengan kondisi beban serta tegangan yang terjadi. Misalnya kekuatan direncanakan harus lebih kecil dari kekuatan bahan yang ditentukan dengan faktor keamanan sesuai dengan kebutuhan.
5. Menentukan ukuran
Bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan perhitungan beban mekanis dapat dicari ukuran-ukuran elemen mesin yang direncanakan dengan standart yang ada dalam standarisasi.
6. Modifikasi
Modifikasi bentuk diperlukan bila bagian mesin yang direncanakan telah pernah dibuat sebelumnya.
7. Gambar Kerja
Setelah mendapatkan ukuran yang sesuai, ukuran untuk pengambaran kerja didapat, baik gambar detail maupun gambar assemblynya.
8. Pembuatan kontrol kualitas
Dengan gambar kerja dapat dibuat bagian-bagian mesin yang dibutuhkan, dengan mencatumkan persyaratan suaian, toleransi serta tanda pengerjaan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pembuatan suaian dengan yang diinginkan. Dari penentuan suaian yang telah ditetapkan tersebut dapat digunakan sebagai pedoman kontrol kualitas yang disyaratkan

Jumat, 18 November 2011

ELEMEN MESIN (POROS)


ELEMEN MESIN
Elemen Mesin- Poros


Definisi.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Pembagian poros.
1. Berdasarkan pembebanannya
A. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.
B. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.
C. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
2. Berdasar bentuknya
A. Poros lurus
B. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin

Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan, poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah momen putar).
Hal-hal yang harus diperhatikan.
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise).
Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
Perhitungan diameter poros.
1. Pembebanan tetap (constant loads)
A. Poros yang hanya terdapat momen puntir saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen puntir saja (twisting moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZDkXEOIognQmwvneWFN-RN3a5MuTC_UgPnd9yM2lhEJPE-oYSmjs7TRsexWp3Bu1-WuvFp54PqURxg9M6-od6GmFBLPvJS81-5phfwRubbHM4IA03wdxkdZhwPFgBOMm6YIsxsV3DcXY/s320/Gambar+A.jpg
Selain dengan persamaan diatas, besarnya momen puntir pada poros (twisting moment) juga dapat diperoleh dari hubungan persamaan dengan variable-variable lainnya, misalnya :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqA37QjWQ3ek1U06cnAu6rG-111cpUTpleyOhwD4rEjXOB6TPLXwZAuxkADbW1fMlNW3PtWTgheY6_0msYOneHfpMZx_IuNUWfwyKjTltoULmmUmwmS-RxzMxJ9JC1Owrt_KuypENOb28/s320/Gambar+B.jpgB. Poros yang hanya terdapat momen lentur saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhksV8hRgpcLnmjwr5fwLGp4bFASX9BpjGY1e31DvspazACUseYbhE01fHJ2T0zWExgUvnq0QY4LKqRMSckX7POL3fthLmc0D7_Obk5FDL32izvsy1EIuOAzQRMvcp66A3bjrQVdsejfOU/s320/Gambar+C.jpgC. Poros dengan kombinasi momen lentur dan momen puntir.
Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen puntir maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen tersebut. Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
1. Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya baja lunak (mild steel).
2. Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi cor (cast iron).

Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai material poros. Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guest’s theory bahwa besarnya maximum shear stress pada poros dirumuskan :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjczmgwayZ1DyKbwhdcZUu4urmNJ8sER2piLrmyE1XRP3mZLreFKhUzIQO-Iu0Ibglg0YRoH_SyvwC9Y6YEcVWy-cy2eRO7ES1pK-a_aL4Dyy0_rVpRtY7wxbhwEedj6nhCQwBB5gKDKX8/s320/Gambar+D.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieGZuJ7vT67awkDzyy3bDf9tMDYZ-VQZcxiaGF1LIb2LthC0ZFYl3WsuLsKfA2ZFLdVs5s0SwxfXl8THATE9g4aaa2Uiv8mMYZGCJIlZpOzCampRSmFmuqwBChnsO8tRfLwd_tjrx1slk/s320/Gambar+E.jpgTegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah 18% dari kekuatan tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan dalam yang besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8).
2. Pembebanan berubah-ubah (fluctuating loads)
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap (constant loads) yang terjadi pada poros. Dan pada kenyataannya bahwa poros justru akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah.
Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada poros maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam perhitungan untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu memperhitungkan pengaruh kelelahan karena beban berulang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFkH1n_rR9Vnw75zu7M6P-kgeUYUPkQAOCkbNbT-06R3VLzS-tuOs5I4Cx8nXsjgm3WH0MB3Z5HmqknrWOcWTCA2h00OqrejjXLIJTdOraTILV2MfknW7J-3b2hZjoVdoj8XDpyIoEvDs/s320/Gambar+F.jpg

Kamis, 24 Maret 2011

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA


MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu: Agus Budi Santoso, S.H.



Disusun Oleh:
   YUYUN DWI PRABOWO             







Kelas 1B


PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “Pendidikan Pancasila”. Terimakasih kami sampaikan kepada Agus Budi Santoso, S.H. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah “Pendidikan Pancasila” yang telah membimbing memberikan kuliah demi kelancaran makalah ini.
Demikian resume ini disusun semoga bermanfaat.


Purworejo, 23 November 2010



Penyusun












i
PEMBAHASAN

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Mahasiswa dapat memahami latar belakang historis kuliah Pendidikan Pancasila, dengan memahami fakta budaya dan filsafat hidup bersama dalam satu Negara, dengan cara mendiskusikannya diantara mereka.
Untuk itu harus didasari dengan pemahaman dasar-dasar  yuridis tujuan pendidikan Nasional, Pendidikan Pancasila serta kopetensi yang diharapkan dari kuliah Pendidikan Pancasila.

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Mahasiswa mengetahui kronologis sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yang meliputi kejayaan zaman Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan lainnya. Meng hayati perjuangan bangsa melawan penjajah, serta perjuangan nasional. Mengerti dan memahami kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia serta perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang meliputi masa 1945-1949, 1949-1950, 1950-1959, 1959-1965, 1966-1998. Memahami proses perumusan dan pengesahan pancasila dan UUD 1945, kronologi pengesahan pancasila dan UUD 1945. Memahami dinamika aktualisasi pancasila sebagai dasar Negara, serta dinamika plaksdanaan UUD 1945.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Memberikan dasar-dasar ilmu pancasila sebagai suwatu kesatuan sistematis dan logis. Untuk memahami kesatuan tersebut perlu didasari  oleh pengertian teori system. Tahap berikutnya mendasari pengetahuan mahasiswa dengan pengetahuan system filsafat, untuk mengantarkan kepada pengertian pancasila sebagai system filsafat.

1
Untuk memperluas cakrawala pengetahuan mahasiswa maka perlu diarahkan untuk melakukan studi komparatif dengan system filsafat lainnya di dunia.

PANCASILA SEBAGAI ETIKA BANGSA
Dalam proses pembelajaran mahasiswa diharapkan untuk memahami dan menghayati pengertian etika sebagai salah satu cabang filsafat praktis. Berdasarkan etika itulah dikembangkan pancasila sebagai sistem etika. Berikutnya menjelaskan pengertian etika politik, berdasarkan rincian nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila kemudian secara praktis diterapkan dalam kehidupan politik dan berdasarkan itulah mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menerapkan norma-norma etika yang terkandung dalam pancasila dalam kehidupan kekaryaan, kemasyarakatan, kenegaraan.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Mahasiswa dapat  menjelaskan pengertian ideology secara umum, menjelaskan makna ideologi bagi bangsa dan negera. Menjelaskan pengertian macam-macam ideologi yang meliputi ideologi terbuka, ideologi tertutup, ideologi komprehensif dan ideologi particular. Memahami peranan ideologi bangsa dan Negara Indonesia yang memiliki cirri terbuka, komprhensif, reformatif, dan dinamis kemudian membandingkan ideologi pancasila dengan ideologi dunia lainnya seperti liberalisme, komunisme, sekulerrisme, dan ideology keagamaan.





2
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN INDONESIA
Mahasiswa mampu menjelaskan kedudukan pancasila sebagai dasar negarayang realisasinya sebagai sumber dari segala sumber hokum Negara Indonesia. Mahasiswa juga diharapkan untuk memiliki kemampuan untuk menjelaskan isi pembukaan UUD 1945, pembukaan sebagai “staasfundamentalnorm”, menjelaskan hubungan UUD 1945 dengan Pancasila dan pasal-pasal UUD 1945 serta mahasiswa harus memiliki pengetahuan tentang reformasi hokum tata Negara maka mahasiswa diharapkan mempelajari latar belakang amandemen serta proses amandemen.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian paradigm secara umum. Kemudian menjelaskan pengertian paradigm dalam pengembangan politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, kehidupan antar umat beragama, IPTEKS, reformasi, dan kehidupan lingkungan kampus, dalam proses pembelajaran teori dan konsep paradigma, serta berbagai contoh peran paradigm diberbagai Negara.

A. MANFAAT MATA KULIAH
Mata kuliah pendidikan pancasila sebagai mata kuliah. Pengembangan kepribadian menjadi sumber nilai dan. Pedoman menyelenggarakan program studi yang. Mengantarkan mahasiswa sebagai generasi muda bangsa. Indonesia dapat mengidentifikasi filosofi dan dasar Negara. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam mengisi maksud dan tujuan bernegara dinegara Kesatuan RI.



3
B. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah pendidikan pancasila adalah mata kuliah. Pengembangan kepribadian yang menjelaskan tentang. Landasan dan tujuan, sejarah paham kebangsaan indonesia,. Pancasila sebagai sistem filsafat, pancasila sebagai etika. Politik, pancasila sebagai ideologi nasional bangsa dan. Negara indonesia, pancasila dalam konteks kenegaraan RI. Dan pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan. Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengerti dan memahami identitas mata kuliah (visi,Misi dan kompetensi). Mengerti isi kontrak perkuliahan dapat merangkum dan menjelaskan kembali dasar dan Tujuan pendidikan Pancasila di dapat menguraikan pengertian sistem, filsafat, nilai, dan norma kehidupan, dapat menjelaskan nilai-nilai tiap sila pancasila dapat mengkorelasikan nilai-nilai tersebut dengan Nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Bernegara dapat menyimpulkan dan memperkirakan prinsip-prinsip dan konsep- konsep nilai, norma dan moral dapat mengembangkannya dengan makna penerapan Etika politik dalam kehidupan berbangsa dan  bernegara.

Dapat menjelaskan pancasila sebagai ideologi Nasional dapat menguraikan dan membandingkan ideologi Nasional dengan ideologi di dunia dapat menjelaskan dan menarik kesimpulan pancasila Sebagai ideologi nasional yang mempunyai sifat Terbuka dapat menjeskan bahwa nilai-nilai pancasila adalah Kristalisasi nilai social budaya bangsa Indonesia dapat menguraikan kronologis pembahasan pancasila Sebagai dasar Negara dapat menjelaskan causalitas pancasila dapat menjelaskan konsep dasar ketatanegaraan Secara konstitusional dapat menjelaskan hasil amandemen UUD 1945 dapat menjelaskan hubungan antara lembega-lembaga Negara.


4
Mengetahui dan mampu merumuskan konsep demokrasi, Hakekat demokrasi, pendidikan demokrasi dan Implementasinya. Memahami dan dapat menganalisis hakekat ham, Sejarah perkembangan dan implementasinya.
Dapat menjelaskan sistem pemerintahan NKRI dapat menjelaskan pengertian paradigm dapat menjelaskan pengertian pancasila sebagai Paradigma pembangunan politik, ekonomi, sosial, Budaya, hukum, kehidupan antar umat beragama, dan Iptek.
Dapat menjelaskan pengertian pancasila sebagai Paradigma reformasi. Dapat menjelaskan pengertian pancasila sebagai Paradigma kehidupan kampus. Menyusun draf langkah-langkah pemecahan kasus Yang akan digunakan disertai alasan.
















5
D. ORGANISASI MATERI

Visi kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian :
“merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan Dan program studi guna mengantarkan mahasiswa Memantapkan kepribadiaannya sebagai manusia Indonesia Seutuhnya”.
Misi kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian :
“membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar Secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta Tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan Dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab”.
Landasan dan tujuan pend pancasila
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonasia
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai etika politik
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila dlm konteks ketatanegaraan RI
Pancasila sebagai paradigma kehidupan berbangsa dan Bernegara



6
E. STRATEGI PEMBELAJARAN

Ada 4 metodologi pembelajaran sebagai berikut

1. Pendekatan : menempatkan mahasiswa sebagai subyek Pendidikan, mitra dalam proses pembelajaran dan Sebagai ummat, anggota keluarga, masyarakat dan Warga negara.

2. Metode proses pembelajaran : pembahasan secara Praktis analitis, induktif, deduktif dan reflektif Melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris Untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian.

3. Bentuk aktifitas proses pembelajaran : kuliah tatap Muka secara bervariasi,ceramah, dialog
kreatif(diskusi) interaktif, metode inquiry, studyKasus, penugasan mandiri, seminar kecil dan berbagai Kegiatan akademik lainnya yang lebih menekankan Kepada pengalaman belajar peserta didik secara Bermakna.

4. Motivasi : menumbuhkan kesadaran bahwa Pembelajaran pengembangan kepribadian merupakan Kebutuhan hidup.

NORMA PERKULIAHAN
a.       Hadir di ruangan kuliah/pratikum tepat pada waktunya sesuai jadwal yang ada.
b.      Kehadiran mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan minimal 80% baru dapat dievaluasi.
c.       Kegiatan extra kurikuler  (UKM) tidak boleh mengganggu jadwal perkuliahan.
d.      Berpakaian bersih , rapid an bersepatu. Tidak diperbolehkan memakai sandal, baju kaos oblong dan celana compang-camping dalam mengikuti perkuliahan dan atau pratikum.
e.      Rambut disisir rapid an tidak acak-acakan.
7
F. MATERI/BAHAN BACAAN

Notonagoro, pembukaan UUD 1945 (pokok kaidah Fundamental negara indonesia), yogyakarta; UGM; 1959 pancasila dasar filsafat negara, pantjuran Tudjuh; jakarta 1974 beberapa hal mengenai filsafat pancasila Pantjuran tudjuh; jakarta 1980 Darji Darmodiharjo, pancasila suatu orientasi singkat, Pn.balai pustaka, Jakarta Suseno Frans Magnis, etika politik, gramedia; Jakarta 1987 Etika umum (masalah-masalah pokok Filsafat moral); kanisius; yogyakarta; 1975 Soejanto Poespowardojo, filsafat pancasila, sebuah Pendekatan social budaya, PT gramedia; jakarta : 1991 pranaka, a.m.w.,pedoman pokok-pokok dan materi Perkuliahan pancasila pada perguruan tinggi, Akademika pressindo; jakarta; 1984 kaelan; pancasila, yuridis kenegaraan; penerbit Paradigma; yogyakarta; 1999 risalah sidang badan penyelidik usaha-usaha Persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), secretariat Negara RI, jakarta; 1995.















8
PENUTUP

Dengan memahami latar belakang filosofis pendidikan pancasila di perguruan tinggi, maka diharapkan pelaksanaan pembelajaran pendidikan pancasila dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini dengan alasan bahwa melalui pendidikan pancasila, paradigma pendidikan demokrasi secara sistemik dengan pengembangan civic intelegen, civic participation and civic responsibility dari civic education merupakan wahana pendidikan demokrasi yang diharapkan dapat menghasilkan manusia berkualitas dengan keahlian professional serta berkeadaban khas pancasila.




















9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Modul Acuan Proses Pembelajaran Pengembangan Kepribadian.Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan,Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.Jakarta.

























10